____
RANGKUMAN AGAMA HINDU ULUM SEMESTER 1
Om Swasti Astu
(Oh Hyang Widhi, semoga hamba dalama
keadaan selamat).
Om. Santih, santih, santih, Om.
(Oh Hyang Widhi semoga damai, damai,
damai selalu)
Mantra memotong
hewan
Om pasu pasaya wimahe sirascadanya
dhimahi tano jiwah pracodayat
Artinya : semoga atas berkenan dan
berkahmu para pemotong hewan dalam upacara kurban suci ini beserta
orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan
dan kebahagiaan. Tuhan, hamba memotong hewan ini semoga rohnya menjadi suci.
Mantra menjenguk
orang sakit
OM SARWA WIGHNA SARWA KLESA SARWA LARA
ROGA WINASAYA NAMAH
Artinya : ya Tuhan semoga segala
halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan
semuanya.
YADNYA SESA
OM SARWA BHUTA SUKKA PRETEBHYAH SWAHA
Artinya : Ya Tuhan, semoga para bhuta
senang menikmati makanan ini dan sesudahnya supaya pergi, tidak
mengganggu.
Doa membaca kitab
suci
OM NARAYANA, OM SARASWATI JAYA
Artinya : Ya Tuhan, Narayana, Ya Tuhan
(Saraswati) semoga hamba menan (berhasil/Jaya)
DOA SAAT
MENDENGAR ORANG MENINGGAL DUNIA
OM SWARGANTU, MOKSANTU, SUNYANTU, MURCANTU,
OM KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SWAHA
Artinya : ya Tuhan yang maha
kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal dengan-Mu,
mencapai keheningan tanpa derita. Ya Tuhan ampunilah segala dosanya
semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta
pengampunan-Mu.
MULAI MAKAN
OM ANUGRAHA AMRTADI SANJIWANI YA NAMAH
SWAHA
Artinya : Ya Tuhan semoga makanan ini
menjadi amerta yang menghidupkan hamba.
A.
Sad Ripu Dalam Diri
Dalam Agama Hindu musuh dalam diri disebut Sad Ripu.
Sad Ripu berasal dari bahasa Sansekerta. Sad berarti enam dan Ripu adalah
musuh. Jadi Sad Ripu adalah enam musuh dalam diri manusia. Pengaruh Sad Ripu
berbeda- beda sesuai dengan situasi dan kondisi manusia di masyarakat. Musuh-
musuh yang terdapat dalam diri manusia sangatlah berbahaya jika di pupuk dan
dipelihara.
Jenis- jenis Sad Ripu :
1. Kama
Kama adalah keinginan atau hawa
nafsu yang dimiliki manusia.
2. Lobha
Lobha adalah sifat tamak atau rakus
yang dimiliki manusia.
3. Krodha
Krodha adalah sifat pemarah yang
dimiliki manusia .
4. Moha
Moha adalah sifat bingung yang
dapat menyebabkan pikiran menjadi gelap.
5. Mada
Mada adalah mabuk. Orang yang mabuk
pikirannya tidak berfungsi secara baik.
6. Matsarya
Matsarya adalah sifat dengki atau
iri hati.
B.
Contoh Perilaku Sad Ripu
1) Contoh
Kama
a. Positif
Berkeinginan membantu orang yang
tidak mampu, Berkeinginan berbagi dengan orang lain.
b. Negatif
Berkeinginan memiliki barang orang
lain atau menginginkan sesuatu diluar kemampuan sendiri.
2) Contoh
Lobha
a. Positif
Berkerja keras untuk mendapatkan
penghasilan yang banyak dengan jalan yang benar, Rajin belajar agar mendapatkan
ilmu.
b. Negatif
Mengambil hak orang lain, Mengambil
bagian milik saudara.
3) Contoh
Krodha
a. Positif
Marah kepada bawahan yang salah,
Marah kepada peserta didik yang tidak sopan.
b. Negatif
suka menghina orang tanpa alasan,
suka mengeluarkan kata- kata yang tidak pantas kepada orang lain.
4) Contoh
Mada
a. Positif
Minum minuman secukupnya untuk
kesehatan, Mabuk akan ilmu.
b. Negatif
Suka minum minuman keras, Suka
berjudi, Suka tergila-gila pada uang.
5) Contoh
Moha
a. Positif
Bingung dalam memecahkan masalah
yang dihadapi sesuai dengan ajaran agama, Bingung dalam meningkatkan bhakti
kepada Ida Sang Hyang Widhi.
b. Negatif
Suka berdiam diri, Suka suka
berbicara sendiri karena orang yang di sayanginya hilang.
6) Contoh
Matsarya
a. Positif
Iri terhadap nilai teman yang bagus
kemudian memacu diri untuk belajar, Iri terhadap teman yang rajin kemudian
menasehati diri untuk datang tepat waktu,
b. Negatif
Suka membicarakan orang lain,
sering mencibir orang lain.
C.
Dampak Perilaku Sad Ripu
1)
Dampak
perilaku kama yang tidak terkendali antara lain:
banyak memiliki hutang sehingga
hidup tidak tenang, banyak
memiliki musuh, mendapatkan
penyakit yang diakibatkan
oleh perilaku buruk, tidak disukai oleh tetangga.
2)
Dampak
perilaku lobha yang tidak terkendali antara lain:
banyak orang yang tidak suka akan
perilaku kita, dapat
menyebabkan kemiskinan bagi orang
lain, selalu menjadi
buah bibir bagi tetangga, sering
dianggap sebagai perampok,
memiliki sedikit teman sehingga
pergaulannya makin
sempit, banyak orang yang curiga akan diri kita.
3)
Dampak perilaku krodha yang tidak terkendali antara
Lain wajah kelihatan lebih cepat
tua, sering terlibat dalam
pertengkaran, mengidap penyakit
jantung, berusia pendek,
memiliki penyakit darah tinggi.
4)
Dampak perilaku mada yang tidak terkendali antara lain:
pikiran kacau atau kurang waras,
kata-kata tidak terkontrol,
tidak mampu memegang rahasia,
menjadi buronan polisi.
5) Dampak perilaku moha yang
tidak terkendali antara lain:
memiliki pendirian yang tidak
teguh atau mudah goyah,
tidak mampu berpikir dengan
jernih, tidak mampu hidup
mandiri atau selalu bergantung
pada orang lain, tidak
memiliki kepercayaan diri.
6)
Dampak perilaku matsarya yang tidak terkendali antara
lain: sulit mendapatkan kemajuan,
tidak mampu bersaing,
rasa kecewa yang mendalam.
D. Upaya Menghindari Sad Ripu
Perilaku Sad Ripu memiliki
dampak yang tidak baik bagi
seseorang. Dalam pustaka suci Śarasamuccaya,
dijelaskan
bahwa cara yang sesuai untuk
mengendalikan atau menghindari
perilaku Sad Ripu, antara
lain:
1. menahan hawa nafsu,
2. kesabaran hati,
3. berhati sabar,
4. menguasai kemarahan,
5. mengendalikan pikiran,
6. menumbuhkan rasa cinta kasih,
7. disiplin melaksanakan Tri
Sandhya,
8. melaksanakan Catur
Paramitha dan Tri Parartha dengan
baik.
Tri Parartha
Tri Parartha berasal dari
kata ‘Tri’ yang artinya tiga dan ‘Parartha’ yang mengandung arti kebahagiaan, kesejahteraan, keselamatan, keagungan dan kesukaan.
Jadi Tri Parartha artinya tiga perihal yang dapat
menyebabkan terwujudnya kesempurnaan, kebahagiaan, keselamatan, kesejahteraan,
keagungan, dan kesukaan hidup umat manusia.
Bagian-bagian dari Tri Parartha adalah:
1. Asih (cinta kasih) artinya
menyayangi dan mengasihi sesama makhluk sebagaimana mengasihi diri sendiri. Kita
harus saling asah (harga menghargai), saling asih (cinta mencintai), dan saling
asuh (hormat menghormati). tujuannya agar terwujud kerukunan, kedamaian dan
keharmonisan dalam hidup ini.
2. punia artinya saling tolong
menolong dengan memberikan secara ikhlas sesuatu atau harta benda yang kita
miliki tanpa mengharapkan pamrih atau imbalan.
3. bhakti artinya hormat atau sujud diantara sesamanya manusia hendaknya saling
menghormati, serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan sang pencipta
(Tuhan / Hyang Widhi).
Kakawin Ramayana (sargah 1:1-5)
Om awighnamastu
1. Hana sira ratu dibya rengon Prauasta
ring rat musuh nira pranata Jaya pandhita ring aji kabeh Sang dauaratha nama
tamoli.
2. Sira ta triwikramapita Pinakabapa
bhatara wisnu mangjanma Inaka nikang bhuwana kabeh Ya ta donira nimita ning
janma.
3. Gunamanta sang Dauaratha Wruh sira
ring weda bhakti ring dewa Tar malupeng pitra puja Masih ta sireng swagotra
kabeh
4. Ragadi musuh maparo Ri hati ya
tonggwanya tan madoh ring awak Yeka tan hana ri sira Prawira wihikan sireng
niti
Sapta Timira
Ø Sapta Timira adalah tujuh kelebihan atau
potensi yang bisa membuat kita terjerumus kedalam kegelapan
Ø Jehis- jenis Sapta Timira :
1. Surupa Timira adalah orang yang kegelapan
karena ketampanannya
2. Dhana Timira adalah orang yang kegelapan
karena kekayaan
3. Guna Timira adalah orang yang kegelapan karena
kepandaiannya
4. Kulina Timira adalah orang yang kegelapan
karena keturunannya
5. Yowana Timira adalah orang yang kegelapan
karena kedewasaannya
6. Sura Timira adalah orang yang kegelapan karena
minuman keras
7. Kasuran Timira adalah orang yang kegelapan
karena kemenangannya
1. Cara menghindari akibat buruk dari sapta
timira :
1. Tersenyumlah semanis mungkin dan menyapalah
seramah- ramahnya
2. Sabar
3. Menerima diri apa adanya
4. Ikhlas belajar dan bekerja lebih banyak
5. Selalu bersyukur dan tidak pernah mengeluh
6. Hidup sederhana
7. Menerima saran dan pendapat orang lain
Pengertian Susila
Hindu
Susila merupakan kerangka dasar Agama
Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa). Susila memegang peranan penting
bagi tata kehidupan manusia sehari- hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi
pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain manakala
dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah
sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.
Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan
bahwa agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup
seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan
budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi
tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.
Kata Susila terdiri dari dua suku
kata: “Su” dan “Sila”. “Su” berarti baik, indah, harmonis. “Sila” berarti
perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik
terpancar sebagai cermin obyektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan
lingkungannya.
Pengertian Susila menurut pandangan
Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis
antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas
korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.
Pola hubungan tersebut adalah
berprinsip pada ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau) mengandung makna bahwa
hidup segala makhluk sama, menolong orang lain berarti menolong diri sendiri,
dan sebaliknya menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa
sosial demikian diresapi oleh sinar tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali
bukan atas dasar pamrih kebendaan. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek
ajaran sebagai upaya penerapannya sehari- hari diuraikan lagi secara lebih
terperinci
PANCA BUDHI
INDRIA terdiri dari:
SROTA INDRIA : yaitu rangsang
pendengar;
TWAKINDRIA : yaitu rangsang pengecap;
CAKSU INDRIA : yaitu rangsang
pengeliharan;
JIHWA INDRIA : yaitu rangsang perasa;
GHRANA INDRIA : yaitu rangsang
penciuman.
PANCA KARMENDRIYA
Panca Karmendriya
Artinya lima indriya pelaku pada tubuh
manusia antara lain:
1.Panindriya yaitu indriya pada tangan
yang berfungsi untuk mengambil,memegang,dll.
2.Padendriya yaitu indriya pada kaki
yang berfungsi untuk berjalan.
3.Garbendriya yaitu indriya pada
perut.
4.Upasthendriya yaitu indriya pada
kelamin laki-laki/ Bhagendriya yaitu indriya pada alat kelamin wanita.
Panca Yama Bratha
Panca Yama Bratha adalah lima macam
pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai
kesempurnaan rohani dan kesucian batin.
Hal-hal yang termasuk dalam Panca Yama
Bratha adalah:
- Ahimsa artinya tidak menyiksa atau
membunuh mahluk lain dengan sewenang-wenang.
- Brahmacari artinya tidak kawin
selama dalam menuntut ilmu, berarti juga pengendalian nafsu sex.
- Satya artinya benar setia dan jujur.
- Awyawahara/Awyawaharika artinya
berusaha dengan tulus.
- Asteya artinya tidak mencuri atau
menggelapkan harta orang lain.
Adapun
bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah
- Akrodha artinya tidak marah.
- Guru Susrusa artinya hormat, taat
dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat guru.
-Sauca artinya kebersihan, kemurnian
dan kesucian lahir dan bathin.
- Aharalaghawa pengaturan makan dan
minum.
- Apramada artinya taat tanpa
ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
PANCA SATYA
Panca berarti lima, Satya berarti
sikap menjungjung tinggi kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran. Dalam sloka satya
Hindu disebutkan semboyan “Satyam evam jayate na nrtam” artinya hanya
kebenaranlah yang menang bukan kejahatan.
Ada 5 macam sikap Satya yaitu :
a. Satya Wacana ,Satya wacana adalah
setia, jujur dan benar dalam berkata-kata. Tidak mengucapkan kata-kata yang
tidak sopan yang disebut “wak purusya”.
b. Satya Hredaya Satya hredaya adalah
setia terhadap kebenaran dan kejujuran kata hati, berpendirian teguh, dan tidak
terombang-ambing .
c. Satya Laksana Satya Laksana adalah
sikap setia dan jujur mengakui serta mempertanggungjawabkan kebenaran dari
segala perbuatan yang telah dilakukan.
d. Satya Mitra Satya Mitra adalah
setia dan jujur kepada teman dalam segala hal, serta berusaha untuk mengarahkan
segala tindakan atau perbuatan agar selalu berdasarkan kebenaran sesuai dengan
ajaran agama.
TRI GUNA
“Tri” yang artinya tiga (3), “Guna”
yang artinya sifat. Jadi, Triguna
artinya tiga sifat yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Bagian – Bagian Triguna :
- Sifat Sattwa atau Sattwam, yakni sifat
tenang, suci, bijaksana, cerdas, terang, tentram, waspada, disiplin, ringan dan
sifat-sifat baik lainnya.
- Sifat Rajah atau Rajas, yakni sifat
lincah, gesit, goncang, tergesa-gesa bimbang, dinamis, irihati, congkak, kasar,
bengis, panas hati, cepat tersinggung, angkuh dan bernafsu.
Sifat Tamah atau Tamas, yakni sifat
paling tidak sadar, bodoh, gelap, sifat pengantuk, gugup, malas, kumal dan
kadang-kadang suka berbohong.
Pengaruh Triguna pada Kehidupan Pribadi
Seseorang
Orang yang dikuasai oleh sifat sattwam
biasanya berwatak tenang, waspada, dan berhati yang damai serta welas asih.
Kalau mengambil keputusan akan ditimbang terlebih dahulu secara matang,
kemudian barulah dilaksanakannya. Segala pikiran, perkataan, dan perilakunya
mencerminkan kebijaksanaan dan kebajikan. Seperti tindakan Sang Yudistira dan
Sang Krishna dalam cerita Mahabharata, dan tindakan Sang Rama dan Wibhisana
dalam cerita Ramayana.
Orang yang dikuasai oleh sifat rajah
biasanya selalu gelisah, keinginannya bergerak cepat, mudah marah dan keras
hati. Orangnya suka pamer, senang terhadap yang memujinya dan benci terhadap
yang merendahkannya. Yang baik pada sifat rajah itu adalah sifat giat bekerja
dan disiplin.
Orang yang dikuasai sifat tamah
biasanya berpikir, berkata, dan berbuat sangat lamban. Kadang-kadang enggan,
malas, suka tidur, rakus, dan dungu. Besar birahinya, keras keinginannya, serta
suka tidur campur dengan anak dan istrinya.
TRI PRAMANA
Tri Pramana adalah tiga kekuatan hidup
untuk mengetahui dan meyakini sesuatu yang berasal dari dua suku kata yaitu,
Tri berarti tiga dan Pramana sebagai kekuatan mahluk hidup.
Tri Pramana dalam Bhuwana alit |
manacikapura disebutkan, tiga kekuatan mahluk hidup tersebut meliputi;
·
Bayu, kekuatan
nafas
·
Sabda,
kekuatan suara
·
Idep, kekuatan
pikiran
Manusia yang paling sempurna dengan
ketiga kekuatan Tri Pramana yang dimiliki tersebut agar dapat digunakan untuk
mengetahui hakekat kebenaran sesuatu, baik nyata, maupun yang dalam
widhi tatwa disebutkan Tri Pramana meliputi:
·
Agama Pramana | dengan
mempercayai ucapan - ucapan kitab suci agama, petuah - petuah dan ceritera para
guru, Resi atau orang - orang suci lainnya yang dapat dipercayai,
diyakini serta tidak pernah berbohong.
·
Anumana Pramana
·
Pratyaksa Pramana
·
Mengetahui
hakekat kebenaran sesuatu dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 disebutkan juga:
Pratyaksanumanasca krtan tad wacanagamah pramananitriwidamproktam tat
samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening pramana telu, ngaranya,
pratyaksanumanagama.
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga
cara untuk mendapat pengetahuan selain dengan Agama Pramana juga disebutkan
dengan, Anumana dan Pratyaksa Pramana.
Anumana Pramana yaitu cara atau ukuran
untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan perhitungan LOGIS
berdasarkan TANDA - TANDA atau GEJALA - GEJALA yang dapat diamati. Dari tanda -
tanda atau gejala - gejala itu ditarik suatu kesimpulan tentang obyek yang
diamati tadi. Seperti dimana ada asap di sana pasti ada api.
Pratyaksa Pramana yaitu cara untuk
mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu
OBYEK, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya
harus meyakini.
Misalnya menyaksikan atau melihat
dengan Mata Kepala Sendiri, kita jadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau
kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang
Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung sebagaimana dijelaskan Tri Premana,
dalam Konsep Tri Pramana Dalam Mengenal Tuhan, haruslah didasarkan atas
kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan
Yoga Samadhi Yang Sempurna.
ATMAN
Atman adalah merupakan percikan-
percikan kecil (halus) dari Brahman/ Sang Hyang Widhi Wasa yang berada di dalam
setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman yaitu yang
menghidupkan manusia.
Sifat- sifat atman :
PANCA MAHA BHUTA
Artinya unsure-unsur materi yang
bersifat nyata antara lain:
1.Akasa (Ather)
2.Bayu(Angin)
3.Teja(Sinar)
4.Apah(Zat Cair)
5.Pretiwi(Zat Padat).
Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Bhuana artinya, alam, dunia jagat.
Agung artinya besar (jagat raya). Alit artinya kecil. Bhuana agung artinya
dunia besar atau alam semesta. Bhuana Agung disebut dengan istilah Makrokosmos.
Bhuana alit artinya dunia kecil (mahluk hidup). Bhuana alit disebut dengan
istilah Mikrokosmos.
Unsur-unsur pembentuk bhuana agung dan
bhuana alit adalah panca maha bhuta.
Unsur-unsur panca maha bhuta di Bhuana
Agung
a.
Pertiwi : tanah, batu, pasir dan lain-lain
b.
Apah : zat cair seperti air sungai, air danau air
tawar, dan sebagainya.
c.
Teja : Sinar matahari
d.
Bayu : gas, angin
e.
Akasa : ether
Unsur-unsur panca maha bhuta di Bhuana
Alit
a.
Pertiwi
: tulang dan daging
b.
Apah
: darah, air dalam tubuh.
c.
Teja
: panas badan
d.
Bayu
: nafas
e.
Akasa
: rongga dada dan mulut
Contoh bhuana agung adalah : alam
semesta beserta semua isinya misalnya : matahari, bulan, bintang, gunung,
sungai beserta planet-planet lainnya. Contoh Bhuana alit manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.