Kamis, 27 November 2014

Rangkuman Agama Hindu

Rangkuman ini saya rangkum dari berbagai sumber lainnya,jadi jangan salah paham.


____

RANGKUMAN AGAMA HINDU ULUM SEMESTER 1
Om Swasti Astu
(Oh Hyang Widhi, semoga hamba dalama keadaan selamat).
Om. Santih, santih, santih, Om.
(Oh Hyang Widhi semoga damai, damai, damai selalu)
                                                                                                                                                                                        
Mantra memotong hewan
Om pasu pasaya wimahe sirascadanya
dhimahi tano jiwah pracodayat   
Artinya : semoga atas berkenan dan berkahmu para pemotong hewan dalam upacara kurban suci ini beserta  orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. Tuhan, hamba memotong hewan ini semoga rohnya menjadi suci.
Mantra menjenguk orang sakit
OM SARWA WIGHNA SARWA KLESA SARWA LARA ROGA WINASAYA NAMAH
Artinya : ya Tuhan semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya.
YADNYA SESA
OM SARWA BHUTA SUKKA PRETEBHYAH SWAHA
Artinya : Ya Tuhan, semoga para bhuta senang menikmati makanan ini dan  sesudahnya supaya pergi, tidak mengganggu.  
Doa membaca kitab suci
OM NARAYANA, OM SARASWATI JAYA
Artinya : Ya Tuhan, Narayana, Ya Tuhan (Saraswati) semoga hamba menan (berhasil/Jaya)
DOA SAAT MENDENGAR ORANG MENINGGAL DUNIA
OM SWARGANTU, MOKSANTU, SUNYANTU, MURCANTU,
OM KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SWAHA
Artinya :  ya Tuhan yang maha kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Tuhan  ampunilah segala dosanya semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunan-Mu.
MULAI MAKAN
OM ANUGRAHA AMRTADI SANJIWANI YA NAMAH SWAHA
Artinya : Ya Tuhan semoga makanan ini menjadi amerta yang menghidupkan hamba.
 


A. Sad Ripu Dalam Diri
Dalam Agama Hindu musuh dalam diri disebut Sad Ripu. Sad Ripu berasal dari bahasa Sansekerta. Sad berarti enam dan Ripu adalah musuh. Jadi Sad Ripu adalah enam musuh dalam diri manusia. Pengaruh Sad Ripu berbeda- beda sesuai dengan situasi dan kondisi manusia di masyarakat. Musuh- musuh yang terdapat dalam diri manusia sangatlah berbahaya jika di pupuk dan dipelihara. 
Jenis- jenis Sad Ripu :
1.      Kama
Kama adalah keinginan atau hawa nafsu yang dimiliki manusia.
2.      Lobha 
Lobha adalah sifat tamak atau rakus yang dimiliki manusia.
3.      Krodha
Krodha adalah sifat pemarah yang dimiliki manusia .
4.      Moha
Moha adalah sifat bingung yang dapat menyebabkan pikiran menjadi gelap.
5.      Mada
Mada adalah mabuk. Orang yang mabuk pikirannya tidak berfungsi secara baik.
6.      Matsarya
Matsarya adalah sifat dengki atau iri hati.
B. Contoh Perilaku Sad Ripu
1)      Contoh Kama
a. Positif
Berkeinginan membantu orang yang tidak mampu, Berkeinginan berbagi dengan orang lain.
b. Negatif
Berkeinginan memiliki barang orang lain atau menginginkan sesuatu diluar kemampuan sendiri.
2)      Contoh Lobha
a. Positif
Berkerja keras untuk mendapatkan penghasilan yang banyak dengan jalan yang benar, Rajin belajar agar mendapatkan ilmu.
b. Negatif
Mengambil hak orang lain, Mengambil bagian milik saudara.
3)      Contoh Krodha
a. Positif
Marah kepada bawahan yang salah, Marah kepada peserta didik yang tidak sopan.
b. Negatif
suka menghina orang tanpa alasan, suka mengeluarkan kata- kata yang tidak pantas kepada orang lain.
4)      Contoh Mada
a. Positif
Minum minuman secukupnya untuk kesehatan, Mabuk akan ilmu.
b. Negatif
Suka minum minuman keras, Suka berjudi, Suka tergila-gila pada uang.
5)      Contoh Moha
a. Positif
Bingung dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan ajaran agama, Bingung dalam meningkatkan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi.
b. Negatif
Suka berdiam diri, Suka suka berbicara sendiri karena orang yang di sayanginya hilang.
6)      Contoh Matsarya
a. Positif
Iri terhadap nilai teman yang bagus kemudian memacu diri untuk belajar, Iri terhadap teman yang rajin kemudian menasehati diri untuk datang tepat waktu,
b. Negatif
Suka membicarakan orang lain, sering mencibir orang lain.

C. Dampak Perilaku Sad Ripu 
1)      Dampak perilaku kama yang tidak terkendali antara lain:
             banyak memiliki hutang sehingga hidup tidak tenang, banyak
             memiliki musuh, mendapatkan penyakit yang diakibatkan
             oleh perilaku buruk, tidak disukai oleh tetangga. 
2)      Dampak perilaku lobha yang tidak terkendali antara lain:
             banyak orang yang tidak suka akan perilaku kita, dapat
             menyebabkan kemiskinan bagi orang lain, selalu menjadi
             buah bibir bagi tetangga, sering dianggap sebagai perampok,
             memiliki sedikit teman sehingga pergaulannya makin
             sempit, banyak orang yang curiga akan diri kita.
       3)   Dampak perilaku krodha yang tidak terkendali antara
              Lain wajah kelihatan lebih cepat tua, sering terlibat dalam
              pertengkaran, mengidap penyakit jantung, berusia pendek,
              memiliki penyakit darah tinggi.

       4)   Dampak perilaku mada yang tidak terkendali antara lain:
              pikiran kacau atau kurang waras, kata-kata tidak terkontrol,
              tidak mampu memegang rahasia, menjadi buronan polisi.

        5) Dampak perilaku moha yang tidak terkendali antara lain:
             memiliki pendirian yang tidak teguh atau mudah goyah,
             tidak mampu berpikir dengan jernih, tidak mampu hidup
             mandiri atau selalu bergantung pada orang lain, tidak
             memiliki kepercayaan diri.
        6)  Dampak perilaku matsarya yang tidak terkendali antara
              lain: sulit mendapatkan kemajuan, tidak mampu bersaing,
              rasa kecewa yang mendalam.

 D. Upaya Menghindari Sad Ripu
Perilaku Sad Ripu memiliki dampak yang tidak baik bagi
seseorang. Dalam pustaka suci Śarasamuccaya, dijelaskan
bahwa cara yang sesuai untuk mengendalikan atau menghindari
perilaku Sad Ripu, antara lain:

1. menahan hawa nafsu,
2. kesabaran hati,
3. berhati sabar,
4. menguasai kemarahan,
5. mengendalikan pikiran,
6. menumbuhkan rasa cinta kasih,
7. disiplin melaksanakan Tri Sandhya,
8. melaksanakan Catur Paramitha dan Tri Parartha dengan
baik.



 


Tri Parartha
Tri Parartha berasal dari kata ‘Tri’ yang artinya tiga dan ‘Parartha’ yang mengandung arti kebahagiaan, kesejahteraan, keselamatan, keagungan dan kesukaan. Jadi Tri Parartha artinya tiga perihal yang dapat menyebabkan terwujudnya kesempurnaan, kebahagiaan, keselamatan, kesejahteraan, keagungan, dan kesukaan hidup umat manusia.
Bagian-bagian dari Tri Parartha adalah:
1.      Asih (cinta kasih) artinya menyayangi dan mengasihi sesama makhluk sebagaimana mengasihi diri sendiri. Kita harus saling asah (harga menghargai), saling asih (cinta mencintai), dan saling asuh (hormat menghormati). tujuannya agar terwujud kerukunan, kedamaian dan keharmonisan dalam hidup ini. 
2.      punia artinya saling tolong menolong dengan memberikan secara ikhlas sesuatu atau harta benda yang kita miliki tanpa mengharapkan pamrih atau imbalan. 
3.      bhakti artinya hormat atau sujud diantara sesamanya manusia hendaknya saling menghormati, serta tidak melupakan untuk bersujud kehadapan sang pencipta (Tuhan / Hyang Widhi).
 


Kakawin Ramayana (sargah 1:1-5)
Om awighnamastu
1.  Hana sira ratu dibya rengon Prauasta ring rat musuh nira pranata Jaya pandhita ring aji kabeh Sang dauaratha nama tamoli.
2. Sira ta triwikramapita Pinakabapa bhatara wisnu mangjanma Inaka nikang bhuwana kabeh Ya ta donira nimita ning janma.
3. Gunamanta sang Dauaratha Wruh sira ring weda bhakti ring dewa Tar malupeng pitra puja Masih ta sireng swagotra kabeh
4. Ragadi musuh maparo Ri hati ya tonggwanya tan madoh ring awak Yeka tan hana ri sira Prawira wihikan sireng niti
5. Kadi megha manghudanaken Padha nira yar wehaken ikang dana Dinandha krepana ya wineh Nguni-nguni dhangyang dhang acarya.

Sapta Timira
Ø  Sapta Timira adalah tujuh kelebihan atau potensi yang bisa membuat kita terjerumus kedalam kegelapan
Ø  Jehis- jenis Sapta Timira  : 
1.      Surupa Timira adalah orang yang kegelapan karena ketampanannya
2.      Dhana Timira adalah orang yang kegelapan karena kekayaan
3.      Guna Timira adalah orang yang kegelapan karena kepandaiannya
4.      Kulina Timira adalah orang yang kegelapan karena keturunannya
5.      Yowana Timira adalah orang yang kegelapan karena kedewasaannya
6.      Sura Timira adalah orang yang kegelapan karena minuman keras
7.      Kasuran Timira adalah orang yang kegelapan karena kemenangannya
1.      Cara menghindari akibat buruk dari sapta timira :
1.      Tersenyumlah semanis mungkin dan menyapalah seramah- ramahnya
2.      Sabar
3.      Menerima diri apa adanya
4.      Ikhlas belajar dan bekerja lebih banyak
5.      Selalu bersyukur dan tidak pernah mengeluh
6.      Hidup sederhana
7.      Menerima saran dan pendapat orang lain    
 


Pengertian Susila Hindu
Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa). Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.
Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.
Kata Susila terdiri dari dua suku kata: “Su” dan “Sila”. “Su” berarti baik, indah, harmonis. “Sila” berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik terpancar sebagai cermin obyektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.
Pola hubungan tersebut adalah berprinsip pada ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau) mengandung makna bahwa hidup segala makhluk sama, menolong orang lain berarti menolong diri sendiri, dan sebaliknya menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa sosial demikian diresapi oleh sinar tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali bukan atas dasar pamrih kebendaan. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran sebagai upaya penerapannya sehari- hari diuraikan lagi secara lebih terperinci
 


PANCA BUDHI INDRIA terdiri dari:
SROTA INDRIA : yaitu rangsang pendengar;
TWAKINDRIA : yaitu rangsang pengecap;
CAKSU INDRIA : yaitu rangsang pengeliharan;
JIHWA INDRIA : yaitu rangsang perasa;
GHRANA INDRIA : yaitu rangsang penciuman.
 


PANCA KARMENDRIYA
            Panca Karmendriya
Artinya lima indriya pelaku pada tubuh manusia antara lain:
1.Panindriya yaitu indriya pada tangan yang berfungsi untuk mengambil,memegang,dll.
2.Padendriya yaitu indriya pada kaki yang berfungsi untuk berjalan.
3.Garbendriya yaitu indriya pada perut.
4.Upasthendriya yaitu indriya pada kelamin laki-laki/ Bhagendriya yaitu indriya pada alat kelamin wanita.
5. Payuwindriya yaitu indriya pada anus.

Panca Yama Bratha
Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin.
Hal-hal yang termasuk dalam Panca Yama Bratha adalah:
- Ahimsa artinya tidak menyiksa atau membunuh mahluk lain dengan sewenang-wenang.
- Brahmacari artinya tidak kawin selama dalam menuntut ilmu, berarti juga pengendalian nafsu sex.
- Satya artinya benar setia dan jujur.
- Awyawahara/Awyawaharika artinya berusaha dengan tulus.
- Asteya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta orang lain.
Adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah
- Akrodha artinya tidak marah.
- Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan  nasehat-nasehat guru.
-Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir dan bathin.
- Aharalaghawa pengaturan makan dan minum.
- Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
 
PANCA SATYA
Panca berarti lima, Satya berarti sikap menjungjung tinggi kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran. Dalam sloka satya Hindu disebutkan semboyan “Satyam evam jayate na nrtam” artinya hanya kebenaranlah yang menang bukan kejahatan.
Ada 5 macam sikap Satya yaitu :
a. Satya Wacana ,Satya wacana adalah setia, jujur dan benar dalam berkata-kata. Tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan yang disebut “wak purusya”.
b. Satya Hredaya Satya hredaya adalah setia terhadap kebenaran dan kejujuran kata hati, berpendirian teguh, dan tidak terombang-ambing .
c. Satya Laksana Satya Laksana adalah sikap setia dan jujur mengakui serta mempertanggungjawabkan kebenaran dari segala perbuatan yang telah dilakukan.
d. Satya Mitra Satya Mitra adalah setia dan jujur kepada teman dalam segala hal, serta berusaha untuk mengarahkan segala tindakan atau perbuatan agar selalu berdasarkan kebenaran sesuai dengan ajaran agama.
e. Satya Samaya Satya Samaya adalah setia dan jujur terhadap janji yang telah diucapkan serta memenuhi segala sesuatuyang ditimbulkan akibat ucapan janji itu.
TRI GUNA
“Tri” yang artinya tiga (3), “Guna” yang artinya sifat.  Jadi, Triguna artinya tiga sifat yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Bagian – Bagian Triguna :
- Sifat Sattwa atau Sattwam, yakni sifat tenang, suci, bijaksana, cerdas, terang, tentram, waspada, disiplin, ringan dan sifat-sifat baik lainnya.
- Sifat Rajah atau Rajas, yakni sifat lincah, gesit, goncang, tergesa-gesa bimbang, dinamis, irihati, congkak, kasar, bengis, panas hati, cepat tersinggung, angkuh dan bernafsu.
Sifat Tamah atau Tamas, yakni sifat paling tidak sadar, bodoh, gelap, sifat pengantuk, gugup, malas, kumal dan kadang-kadang suka berbohong.
Pengaruh Triguna pada Kehidupan Pribadi Seseorang
Orang yang dikuasai oleh sifat sattwam biasanya berwatak tenang, waspada, dan berhati yang damai serta welas asih. Kalau mengambil keputusan akan ditimbang terlebih dahulu secara matang, kemudian barulah dilaksanakannya. Segala pikiran, perkataan, dan perilakunya mencerminkan kebijaksanaan dan kebajikan. Seperti tindakan Sang Yudistira dan Sang Krishna dalam cerita Mahabharata, dan tindakan Sang Rama dan Wibhisana dalam cerita Ramayana.
Orang yang dikuasai oleh sifat rajah biasanya selalu gelisah, keinginannya bergerak cepat, mudah marah dan keras hati. Orangnya suka pamer, senang terhadap yang memujinya dan benci terhadap yang merendahkannya. Yang baik pada sifat rajah itu adalah sifat giat bekerja dan disiplin.
Orang yang dikuasai sifat tamah biasanya berpikir, berkata, dan berbuat sangat lamban. Kadang-kadang enggan, malas, suka tidur, rakus, dan dungu. Besar birahinya, keras keinginannya, serta suka tidur campur dengan anak dan istrinya.
 



TRI PRAMANA
Tri Pramana adalah tiga kekuatan hidup untuk mengetahui dan meyakini sesuatu yang berasal dari dua suku kata yaitu, Tri berarti tiga dan Pramana sebagai kekuatan mahluk hidup.
Tri Pramana dalam Bhuwana alit | manacikapura disebutkan, tiga kekuatan mahluk hidup tersebut meliputi; 
·        Bayu, kekuatan nafas
·        Sabda,  kekuatan suara
·        Idep, kekuatan pikiran
Manusia yang paling sempurna dengan ketiga kekuatan Tri Pramana yang dimiliki tersebut agar dapat digunakan untuk mengetahui hakekat kebenaran sesuatu, baik nyata, maupun yang dalam widhi tatwa disebutkan Tri Pramana meliputi:
·        Agama Pramana | dengan mempercayai ucapan - ucapan kitab suci agama, petuah - petuah dan ceritera para guru, Resi atau orang - orang suci lainnya yang dapat dipercayai,  diyakini serta tidak pernah berbohong.
·        Anumana Pramana
·        Pratyaksa Pramana
·        Mengetahui hakekat kebenaran sesuatu dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 disebutkan juga: Pratyaksanumanasca krtan tad wacanagamah pramananitriwidamproktam tat samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening pramana telu, ngaranya, pratyaksanumanagama.
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga cara untuk mendapat pengetahuan selain dengan Agama Pramana juga disebutkan dengan, Anumana dan Pratyaksa Pramana.
Anumana Pramana yaitu cara atau ukuran untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan perhitungan LOGIS berdasarkan TANDA - TANDA atau GEJALA - GEJALA yang dapat diamati. Dari tanda - tanda atau gejala - gejala itu ditarik suatu kesimpulan tentang obyek yang diamati tadi. Seperti dimana ada asap di sana pasti ada api.
Pratyaksa Pramana yaitu cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu OBYEK, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini.
Misalnya menyaksikan atau melihat dengan Mata Kepala Sendiri, kita jadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung sebagaimana dijelaskan Tri Premana, dalam Konsep Tri Pramana Dalam Mengenal Tuhan, haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan Yoga Samadhi Yang Sempurna.
 


ATMAN
Atman adalah merupakan percikan- percikan kecil (halus) dari Brahman/ Sang Hyang Widhi Wasa yang berada di dalam setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman yaitu yang menghidupkan manusia.
Sifat- sifat atman : 
 
 


PANCA MAHA BHUTA
Artinya unsure-unsur materi yang bersifat nyata antara lain:
1.Akasa (Ather)
2.Bayu(Angin)
3.Teja(Sinar)
4.Apah(Zat Cair)
5.Pretiwi(Zat Padat).
Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Bhuana artinya, alam, dunia jagat. Agung artinya besar (jagat raya). Alit artinya kecil. Bhuana agung artinya dunia besar atau alam semesta. Bhuana Agung disebut dengan istilah Makrokosmos. Bhuana alit artinya dunia kecil (mahluk hidup). Bhuana alit disebut dengan istilah Mikrokosmos.
Unsur-unsur pembentuk bhuana agung dan bhuana alit adalah panca maha bhuta.
Unsur-unsur panca maha bhuta di Bhuana Agung
a.         Pertiwi    : tanah, batu, pasir dan lain-lain
b.         Apah      : zat cair seperti air sungai, air danau air tawar, dan sebagainya.
c.         Teja        :  Sinar matahari
d.         Bayu       :  gas, angin
e.         Akasa     :  ether
Unsur-unsur panca maha bhuta di Bhuana Alit
                     a.    Pertiwi             : tulang dan daging
                    b.    Apah               : darah, air dalam tubuh.
                     c.    Teja                 : panas badan
                    d.    Bayu                : nafas
                     e.    Akasa              : rongga dada dan mulut

Contoh bhuana agung adalah : alam semesta beserta semua isinya misalnya : matahari, bulan, bintang, gunung, sungai beserta planet-planet lainnya. Contoh Bhuana alit manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.

Persamaan bhuana agung dengan bhuana alit sama-sama dibentuk oleh unsur panca maha bhuta.

Perubahan Akibat Suhu

Perubahan Akibat Suhu

Tujuan :
- Siswa diharapkan dapat mendefinisikan pengertian suhu dengan tepat.      
- Siswa diharapkan dapat memahami macam-macam alat untuk mengukur suhu.
- Siswa diharapkan dapat menyebutkan dengan tepat macam-macam termometer serta kegunaannya.
- Siswa diharapkan dapat mengaplikasikan materi tentang suhu dengan membuat termometer sederhana.  





                                                                                       




Perubahan Akibat Suhu  
Perubahan suhu menyebabkan pemuaian pada benda. Pemuaian dapat terjadi pada zat cair, padat, maupun gas. Dan pemuaian adalah pada saat suhu benda naik, secara umum ukuran benda bertambahan.

Perubahan zat padat
Zat padat dapat memuai Contohnya, saat menuangkan air panas ke dalam gelas, tiba-tiba gelas itu retak. Retaknya gelas karena terjadinya pemuaian yang tidak merata
a) Pemuaian panjang Zat Padat 
Pemuasan & penyusutan itu terjadi jika suhu naik, atom & molekul penyusun logam akan bergetar dan logam akan memuai
b)Pemuaian  Luas dan Volume Zat Padat
Pemuaian luas yaitu jika suatu benda berbentuk lempengan dipanaskan,pemuaian terjadi pada kedua sisinya.
Pemuaian voume yaitu jika benda –benda yang berdimensi 3 mengalami muai ruangan jika dipanaskan
Pemuaian Zat Cair
Pemuaian zat cair relative lebih mudah?lebih cepat teramati dibandingkan dengan pemuaian zat padat.
Pemuaian Zat Gas
Gas memuai jika dipanaskan.Contoh pemuaian zat gas yaitu memompa bansepeda jangan terlalu keras,harus sesuai ukuran.


Bahan Serat, Bahan Karet, Bahan Tanah Liat dan Keramik

A. Bahan Serat
Secara kimiawi serat adalah suatu polimer. Serat dikelompokan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis). Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan. Serat hewan berupa serat protein. Serat sintetis adalah serat yang dibuat oleh manusia. 
Ciri- ciri serat :
1.      Serat selulosa
Karakteristik : bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, serta rentan terhadap jamur. Jika dibakar baunya seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna abu- abu.
2.      Serat sutra
Karakteristik : berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, dan kurang tahan terhadap sinar matahari, daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur. Sukar terbakar, jika dibakar baunya seperti rambut terbakar.
3.      Serat wol
Karakteristik : agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, penahan panas yang baik tahan terhadap jamur dan bakteri. Jika dibakar baunya seperti ramut terbakar.
4.      Serat asbes
Karaketeristik : elastisitas tinggi, daya mulurnya rendah, tidak mudah menyerap air, sangat tahan air dan api. Serat asbes merupakan pengahantar panas dan listrik yang jelek.
5.      Serta nilon
Karakteristik : sangat kuat, ringan dan berkilau, tidak mudah kusut, tahan terhadap jamur dan bakteri. Tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh jika terbakar.
6.      Serat polyester
Karakteristik : elastisitas tinggi, tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, daya seerap airnya rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalakan tepi yang keras, dan berwarna coklat muda. 
Penggunaan bahan- bahan alami dan tekstil dapat dicampurkan, sehingga dapat memperbaiki kualitas bahan. Contoh : TC (Tetoron Cotton) campuran polyester dan katun, TR (Tetoron Rayon) campuran polyester dan rayon. 


B. Bahan Karet
Karet diperoleh dari pohon karet berupa getah yang disebut lateks. Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan. Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon. Keunggulan karet alam: mudah pengolahannya, tidak mudah aus, memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap keretakan, daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan. Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, gas alam, dan acetylene. Jenis karet sinetetis antara lain :
1.      NBR (Nytrile Butadiene Rubber), memiliki ketahanan yang tinggi terhadapa minyak digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membrane, seal, gaskot.
2.      CR (Chloroprene Rubber), tahan terhadap nyala api. Digunakan sebagai pembungkus kabel, sabak pengangkut.
3.      IIR (Isobutene Isoprene Rubber), kedap air. Digunakan sebagai bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik.  
C. Bahan Tanah Liat dan Keramik
Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat alumina. Tanah liat plastis jika basah, keras bila kering, padat dan kuat jika dipanaskan. Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu keramik tradisional (tanah liat) dan keramik halus/keramik teknik (oksida- oksida logam/ logam). Keramik tradisional dibedakan menjdai tembikar (terakota)10000C, gerabah (earthenware)12000C, keramik batu (stoneware)12000C- 20000C,dan porselin (porcelain)15.0000C. Contoh produk dari tanah liat :
1.      Batu bara merah, genting (tembikar)
2.      Kendi, gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan (gerabah)
3.      Mangkuk sayur, piring, cangkir, tatakan, dan teko (keramik)
4.      Tegel, perlengkapan seniter, isolator listrik (porselin)
Peralatan untuk membuat keramik : mixer, glasir, penggiling grasir, rak pengering, pencelup glasir, oven.  
Teknik pembuatan keramik
a. pembentukan tangan langsung
b. teknik putar
c. teknik cetak